[Traveling] Ini Cara Mudah Mengurus Visa Amerika di Singapura. 2 Hari Saja!

Apakah bisa orang Indonesia yang tinggal di Singapura melakukan pengajuan visa USA di Singapura? Jawabannya adalah bisa, dan rupanya mendapatkan visa Amerika ini sangat mudah!

Disini saya akan berbagi pengalaman pribadi tentang proses mengurus visa Amerika / visa US Type : Non-Immigrant, Business/Tourist Visa (B1/B2) di Singapura dalam waktu 2 hari saja. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada orang Indonesia pemegang social visit pass yang akan apply visa US dari Singapura. (2018)



ALASAN MENGAJUKAN VISA AMERIKA?

Pupus harapan suami untuk mendapat kabar baik dari hasil audisi pertama kontes ukulele internasional (www.ukulelepicnicinhawaii.org) yang diikutinya tepat di akhir tahun 2017 lalu. Seharusnya kami akan menerima kabar pada tanggal 10 Februari 2018. Berlalu tanpa ada surat elektronik atau pesan singkat via ponsel yang masuk.

11 Februari 2018 Harap-harap cemas. "Mungkin memang tidak lolos dan belum waktunya berangkat," pikir saya dalam hati; walaupun saya masih memberi semangat suami "Kan ada perbedaan waktu antara Hawaii dan Singapura, jadi masih nanti... "


12 Februari 2018. Pagi itu saya masih punya mata yang berat untuk terbuka namun ada dorongan yang kuat untuk bangun dan meraih ponsel masih dengan menyamping memeluk guling. Pokoknya segera menyalakan ponsel dan mencari subyek baru di akun surat elektronik suami.



Jan 12 at 7:39 AM


From : contest@ukulelepicnicinhawaii.org

Subject : International Ukulele Contest 2018 Video Review Results

Dear (my husband's name),

CONGRATULATIONS!
Welcome to the exciting world of one of the world's leading ukulele competitions, The International Ukulele Contest and Hula Show. To those of you, who have competed in The International Ukulele Contest and Hula Show in previous years, welcome back! For those joining us for their first, welcome to the Ukulele Foundation of Hawaii and Ukulele Picnic in Hawaii Family.
From over 50 submissions, we're happy to officially invite you to the final round of the 7th Annual International Ukulele Contest held on February 10th (Saturday), 2018 at the International Market Place Queen's Court Stage.
Decline to Compete:
In any case you've decided to decline the final round entry, please let us know by January 20th, 2018.


Isi suratnya kurang lebih seperti itu. Saya mau pastikan berulang bahwa saya sudah sadar dan tidak salah baca! Orang Jawa bilang ketenggengen. Saya pastikan sekali lagi supaya saya tidak membangunkan suami saya sia-sia karena kesulitan tidur semalam.


Saya bangunkan suami yang masih terkantuk-kantuk sekaligus jadi terkaget-kaget karena kabar gembira yang saya sampaikan. Betapa sukacitanya kami berdua yang masih dantara percaya dan tidak. Rasanya kaya mimpi! Dan karena perbedaan waktu Hawaii adalah 18 jam mundur dari waktu Singapura. Wajar saja suami baru terima suratnya tanggal 12 Februari! Oalah lah...


Untuk melanjutkan kompetisi selanjutnya, maka suami harus datang pada kompetisi final tanggal 10 Februari 2018 di Hawaii. Di dalam e-mail tertulis bahwa suami harus memberi kabar berangkat atau tidaknya kita ke Hawaii tanggal 20 Januari 2018.

Cuma ada waktu 8 hari? Serius?

Tidak tahu harus mulai dari mana, jadilah saya mulai baca informasi di group Backpacker International di Facebook dan baca blog teman-teman. Dimana makin banyak informasi, jadi makin mules dan deg-degan. Tahapan saya sempat kebolak-balik, tapi disini saya tuliskan bagaimana tahapan yang saya dan suami lalui saja ya!

STATUS 
Saya adalah warga negara Indonesia pemegang social visit pass (30 hari bebas visa di Singapura, bisa tinggal 30 - 90 hari lebih lama apabila pengajuan perpanjangan visa diterima). Intinya saya masih keluar masuk Singapura dengan status turis sejak akhir tahun 2015. 
Suami adalah warga negara Indonesia pemegang Singapore Permanent Resident (SPR) sejak 2008. 

TAHAPAN
Select a location where you will be applying for this visa : Singapore
Lalu klik "start an application" dan pilih security question dan jawaban. 

Dalam proses pengajuan visa ini ada 2 applicant, yaitu : suami (main applicant) dan saya (2nd applicant / dependant), maka masing-masing dari kami harus mengisi form DS-160 secara terpisah (2 account). 

Selalu INGAT, SIMPAN, dan CATAT security question dan jawabannya berikut nomer application ID karena ini akan selalu ditanyakan setiap kali login untuk mengisi form DS-160 maupun mengupdate jawaban (retrieve form). 

Disini saya mengisi secara bertahap, apa yang saya bisa isi dahulu baik punya suami (main applicant) dan saya (2nd applicant / dependant); sisanya saya mau suami ada disamping saya supaya dia tahu apa yang saya isikan dan memang ada informasi yang perlu dia ketik sendiri supaya lebih nyaman dan aman untuk tanya jawab saat interview nantinya. Biasakan tekan tombol SAVE setiap kali mengupdate pengisian form DS-160.

Pastikan jawaban pertanyaan main applicant dan 2nd applicant adalah sama alias kompak. Ini patokan untuk pasangan suami istri yang akan mengajukan visa supaya tidak bingung dalam mengisi form DS-160. 

Berikut adalah rangkuman gambaran beberapa pertanyaan dan cara mengisi form DS-160 yang pertama-tama agak membingungkan buat saya namun pada akhirnya saya berhasil melaluinya, antara lain : 

Kemana kita akan pergi dan sudah punya itinerary belum? 
Jawabannya : Honolulu. Sudah punya itinerary. 
Itinerary-nya : berangkat tgl 3 Februari 2018 - nomor pesawat TR700 dan kembali tgl 13 Februari 2018, nomor pesawat TR701 - alamat tinggal di 2280 Kuhio Ave, Honolulu, HI 96815, USA

Catatan : Ibaratnya, kalo visa US ini kami disetujui, maka kami akan berencana berangkat ke Honolulu tanggal sekian kembali tanggal sekian dengan pesawat flyscoot.com dari Singapura dan menggunakan situs booking.com untuk pemesanan hotel. Jadi, informasi itinerary kami dapatkan dari kedua situs tersebut. Ingat, tidak perlu memesan apalagi membayar tiket pesawat maupun hotel. 

Siapa yang mengundang Anda dan apa relasinya? 
Disini kami foto pertanyaan di DS-160 dan kirimkan pada pihak penyelenggara untuk mendapat informasi jelas mengenai nama, alamat, email, contact number mereka.

Apa pekerjaan main applicant dan 2nd applicant?
Untuk main applicant, suami mengisi pekerjaannya sesuai profesinya. Dimana dia bekerja dan dimana dia pernah bekerja sebelumnya (apa nama perusahaannya, tahun berapa, dan siapa nama kontaknya di perusahan tersebut). 

Untuk saya sebagai 2nd applicant, pekerjaan saya sekarang adalah homemaker (status saya saat ini). Lalu muncul pertanyaan selanjutnya "Pernah kerja dimana sebelumnya?" Nah, disini saya dan suami sempet galau harus menjawab apa. Saya dulu bekerja sebagai freelance makeup artist, tapi namanya freelance di Indonesia - kerja mah kerja aja yak? Saya sendiri bosnya, nggak punya bawahan, nggak punya alamat, nomer telepon Indonesia sudah "mati". Daripada pusing ngisinya, saya kembalikan ke jawaban : "tidak pernah bekerja".



Punya saudara di US? 
Kita sempat jawab : ada, karena memang ada. Sepupu, Om dan Tante suami di mainland US. Tapi setelah pikir-pikir - nanti kalau pas interview ada pertanyaan yang berkaitan dengan saudara dan kita tidak bisa memberikan informasi jelas malah nggak lucu donk ya karena tahunya cuma sepintas aja. Edit jawaban : tidak ada.

Alamat surat-menyurat?
Sejak sekolah suami menyewa rumah untuk tinggal di Singapura dan begitupula setelah kami berdua menikah. Jadi, disini suami dan saya masing-masing menuliskan alamat rumah dimana kami sekarang berdua tinggal di Singapura.

Sebenarnya, mengisi form DS-160 bisa dilakukan dalam waktu 1 hari apabila semua informasi sudah didapatkan dan tidak ada keraguan dalam menjawab form tersebut, sedangkan saya membutuhkan waktu sekitar 4 hari karena suami saat padat jadwal sehingga sedikit waktu untuk berdiskusi dengan suami yang sudah kelelahan bekerja, dan juga bagi saya - membaca banyak informasi dan pertanyaan sudah membuat saya lelah dan kepala cekot-cekot. Hahaha...

Siapkan foto terbaru ukuran 5x5 cm dengan latar belakang putih, berupa attachment untuk diupload pada akhir pengisian final form DS-160 dan 1 lembar foto cetak yang nantinya dibawa saat interview di kedutaan. Saat foto saya pake dress tanpa lengan, karena baju yang pas ada di gantungan balik pintu cuma itu, dan itu baju sehari-hari saya, kacamata saya lepas karena memang tidak diperbolehkan per 1 November 2016, sedangkan suami memakai kemeja. Detail photo requirement : https://travel.state.gov/…/visa-information-res…/photos.html 

Dibutuhkan kesadaran penuh dan ketelitian saat dimana kita me-review form DS-160 yang sudah kita isi per bagian. Tidak ada jalan kembali setelah memasukkan attachment foto karena itu adalah titik final "sign" pengisian form DS-160. Poin-poin penting : Nomor paspor tanpa spasi, surname (nama belakang) dan given name (nama depan) jangan terbalik, e-mail yang bisa dihubungi jangan salah ketik. Disini, saya dan suami submit form DS-160 tanggal 16 Januari 2018.

Siapkan dokumen pendukung yang diperlukan.  Poster acara, surat undangan dari pihak penyelenggara kontes ukulele yang mencantumkan nama suami dan nama saya berikut nomor paspor, surat rekomendasi dari tempat suami sedang dan masih bekerja di 2 sekolah swasta internasional di Singapura. Hal ini bisa dikerjakan sembari proses mengisi form DS-160 dan perlu dicatat bahwa tidak semua institusi bisa memberikan surat secara kilat karena proses birokrasi yang harus bertahap. Disini, suami gagal mendapatkan surat rekomendasi dari Community Centre setempat tempat ia mengajar (institusi pemerintah) karena birokrasinya butuh lebih dari 1 minggu tapi pada akhirnya memang harus kita relakan / lepas. Intinya, segera berkorespondensi dengan dengan institusi / lembaga / orang yang berkaitan dengan applicant maupun pihak penyelenggara supaya mereka punya cukup waktu untuk memproses administrasi surat undangan dan surat rekomendasi berupa soft copy / file yang nantinya bisa kita print out dan bawa saat interview sebagai bukti kuat dan nyata bahwa suami masih ada tanggungjawab di Singapura dan masih akan kembali bekerja sekembalinya dari Honolulu. 

Bayar visa (http://www.ustraveldocs.com/sg/sg-niv-visafeeinfo.asp) sebesar $160 (SGD 224) per applicant dan ini tidak bisa kembali (baik untuk yang berhasil mendapatkan visa atau visanya ditolak) dan tidak bisa ditransfer ke applicant lain. Pembayaran dapat dilakukan di SingPost atau SAM Kiosk. Data yang diperlukan untuk membayar visa ini adalah nomor deposit (selalu diawali dengan angka "7")

Letak nomor deposit?

Simpan kertas bukti bayar visa, karena receipt number pada bukti pembayaran ini nantinya harus dimasukkan ke akun yang dibuat di jadwal wawancara. 

Buat akun jadwal wawancara. Buka : http://www.ustraveldocs.com/, pilih peta "The Pasific" klik "Singapura" nanti akan muncul http://www.ustraveldocs.com/sg/index.html lalu pilih "Create Account". Isi data main applicant atau aplikan utama yaitu data suami  dengan nama lengkap, e-mail, nomor paspor, tanggal kapan paspor dibuat dan kapan habis masa berlakunya. Setelah terdaftar, dalam account tersebut akan ada pilihan "apakah ada aplikan lainnya?" maka jawab "ada", yang kemudian disebut 2nd applicant / dependant yaitu saya - relasi : spouse / pasangan. Isi datanya (sama seperti main applicant). Masukan receipt number dari bukti pembayaran visa masing-masing applicant ke kolom yang tersedia.

Waktu lalu, saya sempat berkorespondesi dengan feedback counter (tanya jawab online) di website ustraveldocs.com karena adanya salah paham membuat 2 akun terpisah (saya dan suami). Tapi tidak diduga, saat berkorespondensi inilah pada akhirnya malah membuat jadwal wawancara bisa lebih cepat dari jadwal semula tgl 22 Februari 2018 menjadi 17 Februari 2018 yang artinya jadwal wawancara hanya berjeda 1 hari setelah submit form DS-160. 

Selanjutnya, pilih proses pengembalian paspor : self collect (Aramex China Town atau Aramex Changi North) atau mailing. Disini kami memilih untuk self collect supaya lebih cepat. 



IMAN SAYA DAN IMAN SUAMI
Iman saya fifty fifty (50-50) untuk urusan visa Amerika ini - bisa dapat dan bisa tidak karena banyak faktor menurut saya ukuran saya sendiri. Yang alasan gajinya suami dianggap mumpuni atau tidak, faktor luck alias untung-untungan, alasan kurang kuat (mana saya baca ada orang Indonesia mau ikut kompetisi di US, visanya ditolak). Sedangkan suami saya tenang - imannya gede 100% pasti dapat; karena dari awal sejak menerima informasi jadi finalis, suami merasa ada dorongan yang kuat bahwa kami akan ke Hawaii, tidak ada kata "Ya tergantung dapat visanya atau nggak...".

Malahan selama proses dari 13 - 16 Januari 2018 itu, suami sudah membereskan jadwal mengajar di A, B, C, D bahwa tanggal sekian hingga sekian tidak ada kelas dan akan digantikan dengan minggu berikutnya; kami banyak dihadapkan pada hal-hal yang berbau Hawaii, seperti bertemu orang di gereja dengan perawakan seperti orang Hawaii, melihat motif baju Hawaii, bahkan kami memesan burger Aloha dari Jolibee yang baru kami tahu (katrok banget nih).

Saya sempat mau tegur suami - jangan woro-woro dulu, jangan beresin jadwal dulu, nanti kalo nggak dapet visanya bijimana? Kan malu? Syukurnya itu baru mau dan tidak pernah saya lakukan. Selanjutnya, saya cuma bisa pasrah dan berdoa. 



DOKUMEN YANG HARUS DIBAWA DAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT INTERVIEW
Ada lampiran lembar instruksi apa saja yang harus dilakukan, dipersiapkan dan gambaran apa saja yang akan kita hadapi saat nanti di hari H nanti via e-mail setelah kita mendapat jadwal interview. 

Jadwal interview : Rabu, 17 Februari 2018 pk. 09.45 
Cara membaca jadwal interview : pk. 09.45 bukan jam wawancara, tapi jam tiba di gerbang kedubes / embassy. Tiba lebih cepat diperbolehkan, maksimal 15 menit dari jadwal yang diberikan, berarti 09.30. Mau datang 30 menit atau 45 menit sebelumnya? Kalian akan disuruh meninggalkan gerbang. 

Saya dan suami cek dengan baik dan teliti apa saja yang harus dibawa saat wawancara semalam sebelum berangkat. Kalo pagi-pagi kuatir ada yang kelupaan. Jujur saya, kami berdua tidak bagus soal dokumen-dokumen dan kawan-kawannya. Menurut pengalaman yang lalu-lalu, pokoknya ada aja yang kelewat atau "apalah" dan "entahlah". Hahaha...

Laptop, barang elektronik lainnya tidak bisa dibawa saat masuk. Laptop bisa dititipkan di penitipan (entah dimana, tapi saat hari H, saya melihat satpam menunjuk2 ke arah gedung seberang jika ingin menitipkan laptop, karena mereka tidak terima penitipan kecuali handphone saja). Detailnya disini : http://www.ustraveldocs.com/sg/sg-niv-securityinfo.asp

Hal yang harus dibawa (sesuai petunjuk yang diberikan) :
1. Interview Appointment Letter
2. DS-160 Confirmation Page
3. Passport (bawa passport lama kalau kamu punya)
4. Fee Receipt (bukti bayar)
5. 1 lembar foto terbaru berwarna 5x5 (yang digunakan untuk submit di DS-160)
6. Supporting document kalo apply dependent visa (surat nikah, surat kontrak sewa rumah, akte kelahiran, ID suami)

Disini, saya dan suami menambahkan bawaan dokumen berupa :
1. Surat nikah asli dan copy
2. Surat kontrak sewa rumah asli dan copy
3. Surat rekomendasi dari 2 sekolah (print berwarna)
4. Poster acara dari pihak penyelenggara (print berwarna)
5. Surat undangan dari pihak penyelenggara (print berwarna)



HARI H INTERVIEW VISA AMERIKA
17 Januari 2018.  Konon katanya butuh energi yang cukup untuk menunggu giliran interview visa ini, jadi kami berdua mengisi perut dengan sarapan pagi tuna sandwich dan segelas susu sapi. 

Dengan kombinasi jalan kaki, MRT, dan bus - cukup waktu 35 menit untuk menempuh perjalanan kami dari rumah ke Kedutaan Besar Amerika di Singapura di 27 Napier Rd, Singapore 258508.

9.35. Satpam menyambut kami berdua untuk melihat Interview Appointment Letter lalu mengarahkan kami berdua untuk duduk di bangku antrean. Di sudut lain, ada antrean kecil menuju di depan pintu security check. Sekitar 10-15 orang berdiri disana.

10.10. Antrean bergerak cukup cepat. Setelah 2 kali bergeser tempat duduk maka giliran kami berdua berdiri di depan pintu security. Sekitar 15 menit berdiri menanti bersama applicant lainnya di depan pintu security hingga giliran kami masuk ke dalam ruang security. 

10.25. Kami memasukkan semua barang ke keranjang yang sudah disediakan, sekaligus satpam meninjau appointment letter. Kami menerima 1 pin nomor untuk simpan barang yang bisa diambil setelah selesai interview. Selanjutnya melalui metal detector dan barang yang saat itu dititipkan adalah 2 buah ponsel dan 1 buah ukulele (karena suami langsung kerja setelah interview). Sisanya seperti : tas, dokumen, dan kunci rumah boleh kita simpan / bawa kembali di badan kita.

Lepas dari pos security, kami diberi arahan untuk masuk ke jalan kecil seperti gang dengan atap terbuka menuju pos security selanjutnya di dalam gedung. Disana mereka mengecek ulang tas kita; dan karena ada botol air di dalam tas saya, maka saya disuruh meminumnya, sedikit saja. Selanjutnya kami diarahkan untuk masuk ke ruang interview. Di dalam ruang interview sudah terlihat sekitar 20an orang berdiri di dalam garis batas antrean yang sudah dibuat untuk menunggu giliran interview. 

Disana, kami disambut ramah oleh resepsionis - seorang perempuan Melayu berhijab yang berdiri di dekat pintu masuk ruang interview yang menanyakan status kami berdua dan meminta kami melepas cover paspor (jika menggunakan cover). Status saya Social Visit, sedangkan status suami Permanent Resident. Masing-masing paspor ditempel sticker barcode berikut nomor antrian dan selanjutnya kami diarahkan menuju ke counter loket. 

Loket 1. Disini petugas memanggil kita secara perorangan, lalu setelah petugas akan membuka halaman pertama paspor dan menunjukkan ke masing-masing dari kami sembari menyebutkan nama untuk verifikasi buku paspor dan pemilik. Setelah itu kami lanjut bergeser ke loket 2 untuk cap jari - empat jari dan satu jari jempol kanan dan kiri. Setelah proses di loket 1 dan 2 selesai, maka kami ikut di jalur antrean yang lebih panjang untuk antre wawancara di loket yang tersedia dari loket 3 hingga loket 8. 

Sembari menunggu giliran, kami mendengar tanya jawab antara applicant dan counsellor dari antrean-antrean yang jauh di depan kami. Pertanyaan yang sempat saya dengar adalah : Mau ngapain pergi ke US? Dibiayai siapa? Jika urusan kerja, apa nama perusahaannya? Kamu bekerja sebagai apa? Detail kerjanya bagaimana? Jika urusan sekolah atau training, apa yang kamu lakukan, atau bidang apa disertasimu? Sudah pergi kemana saja (riwayat pergi). 

Tak lama kemudian, resepsionis mendatangi kami di jalur antrean dan memberitahu kami untuk menyimpan semua dokumen, dan cukup siapkan paspor saja. 

Yang saya tahu waktu itu - satu applicant tertolak. Perempuan muda Caucasian hendak berlibur dan mengaku dibiayai suami - tapi tidak bisa membuktikan dokumen suami.

Ada juga applicant seorang perempuan dengan paspor China berhadapan dengan counsellor pria Caucasian. Counsellor Caucasian ini bisa berbahasa Mandarin dan menginterview si perempuan dengan bahasa Mandarin. Selama interview si perempuan China terus menjawab pertanyaan counsellor dalam bahasa Mandarin. Pertanyaan sepintas yang saya dengar antara applicant dan counsellor adalah "Sudah menikah?" Dijawabnya : "Sudah, menikah dengan pria Caucasian. "Lalu bagaimana kalian berkomunikasi?" tanya counsellor. Katanya si applicant bisa memahami jika mendengar bahasa Inggris tapi tidak bisa bahasa Inggris, jadi menjawab tetap dalam bahasa Mandarin; lalu counsellor ganti menggunakan bahasa Inggris untuk menguji kebenarannya; karena statusnya kan mau ke Amerika - masa nggak bisa Inggris sama sekali? Gitu kali ya? Sayangnya saya dan suami tidak tahu hasil akhir applicant tersebut bagaimana karena selanjutnya adalah giliran kami berdua. 

Saat menunggu giliran, saya dan suami sempat berdiskusi tentang siapa yang menjawab pertanyaan counsellor. Suami mengingatkan bahwa nanti urusan jawab menjawab biar dia saja. 

10.45. Ya, interview ini bukan individual - tapi langsung berdua. Giliran kami tiba wawancara di loket 4. Kami berdua tersenyum dan menyapa counsellor - seorang perempuan Chinese paruh baya. Kami sodorkan 2 paspor. 

Pertanyaan yang ditujukan ke suami, antara lain :  
Mau ngapain ke US? 
Dibiayai siapa ke US? 

Kalau menang, hadiahnya apa dan apa yang akan kamu lakukan dengan hadiah tersebut?

Pekerjaanmu apa? Disambung pertanyaan2 lebih detail : nama sekolah, kerja main musik di cafe, gaji berapa? (disini kami menyodorkan surat undangan, poster undangan, endorsement letter dari 2 sekolah) 
Kamu mau pergi karena kamu diundang mereka? 
Berapa kali kamu ikut kompetisi? 
Di kompetisi ini kamu main dibayar ato gimana? 
Kalian sudah menikah? Berapa lama? Ketemunya dimana? (saya sempat menawarkan counsellor untuk melihat marriage certificate, tapi counsellor tidak membutuhkannya)
Tinggal di Singapura punya properti sendiri atau rumah sewa? Punya pemerintah atau swasta? Berapa sewanya per bulan? 

Pertanyaan untuk saya : 
Apakah kamu bekerja? 
Saya menjawab sebagai homemaker; tapi suami kemudian menambahkan jawaban yang berhubungan dengan saya - bahwa sebenarnya saya adalah freelancer, tapi karena di Singapura masih berstatus social visit atau turis dan belum boleh kerja maka saya adalah tetap homemaker. 
Kenapa kamu mau ikut pergi, yang ikut kompetisi kan suami kamu? Sudah punya anak belum? 
Saya menjawab saya ikut pergi karena tentunya saya sebagai istri saya adalah pendukung utamanya; dan kami belum punya anak.
(Semua pertanyaan dari counsellor dalam bahasa Inggris dan jawaban kami lakukan dalam bahasa Inggris)

Di sela-sela tanya jawab tersebut ada momen yang membuat suasana lebih mencair menurut versi saya. Momen dimana microphone dan speaker yang tersedia tidak mengeluarkan suara; jadi kami mendengar pertanyaan dari counsellor sambil mengulurkan salah satu telinga ke depan mendekat ke kolom kecil dibawah kaca pembatas antara counsellor dan applicant. 

Counsellor menanyakan berulang apakah mendengar suaranya, kemudian disusul datangnya resepsionis yang memastikan ulang bahwa memang tidak ada suara yang keluar keluar dari speaker; kemudian staff lain berusaha membantu counsellor tapi tidak ada hasil juga. Jadi kami bertiga sambil senyum dan terheran-heran cukup lama dalam kondisi tersebut.

Setelah sesi tanya jawab sekitar 5-8 menit (lama juga ya kalo dibandingin yang interviewnya cuma 1 menit ato kurang dari 1 menit malahan), counsellor menyampaikan bahwa kami berdua dapat mengambil visa dan paspornya hari Senin. 

Loh? Kok tidak ada kata-kata "APPROVED" dan kita tidak menerima kertas apapun?

Disitu suami sempat tanya kembali ke counsellor, apakah dia tidak diberi kertas pink atau kertas apa lainnya? (suami terlalu saya beri banyak informasi sampai warna kertasnya kebolak-balik hahahahahha) dan memang tidak ada kertas putih yang katanya didapat kalau visa approved.

Saat kami berdua hendak keluar dari ruang interview, resepsionis bertanya tentang "status" dan kami hanya menjawab "Katanya counsellor visa dan paspor bisa diambil hari Senin", setelah itu resepsionis menyampaikan kepada kami bahwa nanti akan ada e-mail atau SMS yang memberitahukan kapan paspor bisa diambil.

Menurut informasi yang pernah saya baca, proses pengembalian paspor adalah 3 hari kerja terhitung mulai dari 1 hari setelah hari interview. Kami interview Rabu, 17 Januari 2018, artinya pengambilannya di hari Sabtu, tapi karena Sabtu libur berarti Senin visa dan paspor baru bisa diambil. Tapi, ya tunggu kabar saja dari SMS atau e-mail.

11.05. Saya dan suami kembali ke pos security gerbang utama menyodorkan pin nomor untuk mengambil ukulele berikut ponsel kami berdua. 

PUJI TUHAN! AMERIKA BUKAN LAGI MIMPI
Saya memang pernah bilang ke suami "Suatu saat kita bisa ke Amerika ya, pas Natal atau pas salju. Pokoknya ke Amerika." Dan hari itu saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan mendengar doa saya, visa kami berdua disetujui; tapi lagi-lagi masih kaya mimpi, saya ketenggengen - berterimakasih ke Tuhan berkali-kali sambil senyum-senyum.

"Jadi kita ke Hawaii? Kita ke Amerika?" Suami saya mengiyakan berkali-kali tiap kali saya tanya dengan pertanyaan yang sama. Untung punya suami sabar...

Kamis siang - 18 Januari 2018 suami menerima e-mail pemberitahuan dari Aramex bahwa visa dan paspor bisa diambil pada jam kantor Senin - Jumat, jam 11.00-18.30 yang artinya hari ini sudah bisa diambil dan kami memang memutuskan untuk mengambil hari itu juga selepas suami selesai mengajar daripada harus mundur-mundur lagi. 

Jadwal pengambilan memang agak rancu karena subject pada e-mail tertulis 11.00 - 18.00 tapi pada isi e-mail tertulis 11.00 - 18.30 (pada website ustraveldocs.com tertulis 9.00 - 18.00)

PENGAMBILAN VISA DAN PASPOR 
Pengambilan visa dan paspor harus membawa Identity Card asli pemilik paspor. Pengambilan dapat diwakilkan dengan membawa Identity Card asli applicant dan fotocopy Identity Card, berikut surat kuasa. (detail di http://www.ustraveldocs.com/sg/sg-loc-passportcollection.asp)

Berhubung hari itu suami punya jadwal mengajar padat hingga petang, kami berdua sepakat untuk bertemu di kantor Aramex China Town saja. Syukur-syukur, siapa tahu saya bisa sekaligus mengambil visa dan paspor milik suami saya apabila suami tidak cukup waktu ke kantor Aramex dengan dokumen yang saya punya. 

Sore itu, saya dari rumah membawa paspor lama dan akta nikah. Perjalanan dari rumah ke China Town sekitar 30 menit plus waktu mencari dimana kantor Aramex berada dan saya sempat nyasar. Kuncinya adalah cari Gedung People's Park Center! Alamat lengkap Aramex c/o Bstone Travel Pte. Ltd 101 Upper Cross Street, #B1-31, People's Park Center Singapore 058357

YES! VISA AMERIKA DI TANGAN!
Pk. 18.00 saya tiba di kantor Aramex - bergegas mengeluarkan paspor lama dari tas ransel saya dan menunjukkan ke karyawan travel. Karyawan tersebut menyuruh saya untuk menulis nama, nomor paspor dan tanda tangan di buku besar yang mereka sediakan. Sembari mengisi, karyawan travel mencari-cari paspor saya di kotak yang penuh dengan paspor dengan lembar terbuka dengan sticker visa US yang terbungkus plastik dan menyerahkan ke saya.

Yay! Ada sticker visa Amerika di paspor saya dengan masa berlaku 5 tahun. Yes!

Selepasnya, saya menunjukkan sertifikat suami dan paspor lama untuk mengambil visa dan paspor suami, tapi duh...saya diabaikan oleh karyawan travel yang hanya bisa bahasa Mandarin. Tidak ada pembicaraan lanjutan dan ia kembali beraktivitas normal di meja kerjanya.


Krik krik krik...
Syukurnya, saat saya menunggu suami muncul di sini, kantor mereka kedatangan 3 orang tamu yang bertanya-tanya tentang tour. Buat saya, mereka dikirim Tuhan untuk menyelamatkan waktu tiba suami saya. Bayangkan kalau mereka tidak ada hadir? Tentu saja kantor Aramex akan lebih cepat tutup segera setelah karyawan travel beres menyerahkan visa dan paspor saya. 

Puji Tuhan, suami saya tiba dengan waktu yang miris-miris waktu tutup kantor mereka. Pk. 18.25. (jadi tutup kantor Aramex c/o Bstone Travel pk. 18.30 ya). Setelah menunjukkan Identity Card, kemudian suami menuliskan hal perlu dituliskan di buku yang disodorkan oleh karyawan travel tersebut dan sebaliknya karyawan travel menyerahkan paspor yang sudah tertempel sticker visa Amerika. 

Maraton dari A sampai Z yang bikin kepala cekot-cekot dan hati deg-degan itu akhirnya berlalu dan terbayar sudah, karena hari itu kami berdua resmi memegang visa Amerika hanya dalam waktu 2 hari saja.

Luar biasa, Tuhan baik! Jelas saja ini adalah satu keajaiban (lagi) buat kami berdua yang tidak pernah kami duga bisa terjadi! Kenapa? Karena menurut informasi yang saya baca disini, setidaknya dibutuhkan waktu 3 bulan sebelum waktu keberangkatan ke US untuk mengurus visa dan menunggu jadwal interview. 

Apapun itu, kami berdua lega dan sah punya visa Amerika! Hurray!!


Aloha Hawaii! 

Popular Posts