[Daily] Apa Kelebihan & Kekurangannya Pembalut, Tampon dan Menstrual Cup Saat Haid / Menstruasi?


PEMBALUT, TAMPON ATAU MENSTRUAL CUP??

Kebetulan ada yang lagi seru ngebahas tentang bagaimana jika seorang perempuan sedang haid atau on her period dan mau berlibur entah naik Haji atau bermain-main dengan aktivitas di luar ruangan terutama di water sport di salah satu grup Facebook.

Di sini saya akan berbagi informasi dan pengalaman khususnya untuk perempuan-perempuan traveler yang lagi galau dan suka sedih kalo pas liburan, eh pas juga lagi "dapet". Siapa tahu informasi ini bisa menjadi alternatif buat kalian dan juga untuk para pria supaya lebih "ngeh" tentang perempuan. Be open minded karena tulisan ini tujuannya untuk menambah wawasan :)

Kebanyakan perempuan Indonesia termasuk saya lebih mengenal pembalut daripada yang namanya tampon atau menstrual cup.

Pembalut memang alat penampung darah paling konvensional dan ibaratnya "user friendly" karena pemakaiannya dengan ditempel di celana dalam dan harus diganti setiap 4-6 jam tergantung kederasan; kapas pembalut berfungsi untuk menerima darah kotor yang keluar dari liang vagina. 

Buat orang Indonesia adalah hal melelahkan namun wajar - yuk kucek dulu, bersihin dulu, bungkus dulu dengan bekas pembungkus barunya lalu dibungkus koran atau plastik, dsb karena menghindari jorok dan bau tapi tentunya kalian akan mengalami kendala di saat ingin berenang dan banyak beraktivitas dan sejenisnya; masak iya "wings"nya dadah-dadah waktu kalian pake bikini? Jadi kemungkinan alternatifnya adalah kalian cuma bisa duduk-duduk di pinggir pantai sambil gemes-gemes sebel gimana gitu... karena kalian nggak bisa ikutan berenang apalagi snorkeling dsb. Yang agak modal nekat memang bisa banget tetap berenang tanpa pembalut sama sekali, karena tekanan udara di dalam air menahan darah untuk keluar dari vagina; tapi saat sudah di darat atau kapal tentunya kalian merasa tidak tenang karena kuatir ada yang mengalir.

Selanjutnya tampon adalah alat penampung darah paling tenar di luaran (baca : luar negeri) dan jarang dijual di Indonesia karena adanya mitos yang sehubungan dengan mitos keperawanan karena memasukkan tampon ke dalam liang vagina. Di luar negeri, hal ini dianggap wajar karena alat ini memang digunakan untuk menjalankan fungsinya, yaitu menampung darah dan mereka tidak ambil pusing apalagi mengaitkannya sebagai perusak kewanitaan. Pemakaian tampon ini berupa stick kapas sekali pakai yang didesign secara padat untuk dimasukkan ke dalam alat genital kewanitaan sehingga bisa menampung darah dalam jangka sekitar 3-8 jam. Di lain sisi penggunaan tampon ini dianggap rawan bikin infeksi atau toxic shock syndrome. 

Menurut pengalaman saya pribadi, serat kapas dan darah kotor rawan menempel dan tersimpan di liang vagina jika tidak diganti secara berkala. Pemakaian tampon bisa digunakan untuk aktivitas di dalam air maupun aktivitas luar ruangan yang aktif. 

Buat saya, kekurangannya ada di serat-serat yang kadang suka bikin saya parno, mencabut ukuran tampon yang membesar dua setengah kali ukuran semula, hingga repot membuang bekas pemakaiannya, karena kemasan tampon sendiri hanyalah kardus ukuran kecil dengan individual sachet yang ukurannya hanya seukuran sejari telunjuk, padahal bekas pemakaiannya bisa bikin tampon membesar dua setengah kali lipat dari ukuran semula jadi mesti bawa koran atau plastik sendiri untuk "beresin"nya. 

Lalu, penemuan terakhir ini namanya menstrual cup; asalnya sudah ditemukan sejak 1937 di luaran sana; kemudian berkembang-berkembang dan baru dikenal perempuan Indonesia beberapa tahun akhir belakangan. 

Perempuan yang biasa menggunakan metode konvensional tentu sudah miris ngeri sedap membayangkan bagaimana alat seGEDE itu bisa masuk ke dalam liang vagina. Kontroversi penggunaan alat ini persis seperti tampon yaitu karena mitos keperawanan. 

"Duh, apa nggak sakit?" 
"Duh, nanti saya jadi nggak perawan lagi."


Menstrual cup masih belum dijual bebas di Indonesia dan untuk mendapatkannya bisa dengan membeli secara online di instagram atau langsung ke website di amazon.com atau melalui jasa titip pre-order. 

Bahan menstrual cup ini medical silicon grade yang artinya silikon ini aman untuk dimasukkan ke dalam liang vagina. Memang ekstrim sih kedengarannya, tapi ternyata tidak seseram itu kok. Cara memasukkannya sama seperti tampon, bedanya darah kotor langsung diterima oleh cup itu dan buangnya cukup ambil cawannya lalu tuang isinya, bilas dan pakai lagi. Sterilisasi dilakukan sebelum penggunaan dengan merebus; tapi tidak perlu setiap saat merebus; jangan lupa cuci saja sebelum pemakaian selanjutnya. Untuk beraktivitas di air dan berolahraga paling hassle-free karena sekalipun penggunaannya maksimum 8 jam tapi masih aman dibiarkan hingga 12 jam. 

Secara perempuan itu juga punya rasa malas untuk sering-sering ganti apalagi kalo pake pembalut konvensional, belum mood juga suka naik turun karena sensitif; menscup ini penyelamat banget lah pokoknya! Kekurangannya hampir nggak ada karena saking nyamannya bisa lupa kalau sedang mendapatkan haid, aman juga dibawa ke air, ngeden pupitawati, dan juga karena darahnya langsung ditampung dalam menscup jadi tidak ada bau; hanya saja harga akan terasa mahal di awal saat pembelian - tapi jangan keder dulu karena kalian cukup punya 1 cup saja secara pemakaiannya bisa hingga 10 tahun ke depan. 

Gambaran situasi terburuk sih paling-paling pas cawannya penuh dan waktunya menuang tapi kita lagi di kamar kecil umum yang tidak memiliki fasilitas bidet shower-nya (terutama di LN cuma sedia tissue); kan nggak lucu kalo mo tuang isi cawannya di washtafel mana pas rame. Jadi sarannya adalah kosongkan cawan sebelum kalian memulai aktivitas di luar rumah atau hotel supaya cawan bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama aka seharian. 

Saya sendiri puluhan tahun menggunakan metode konvensional selama menstruasi dan baru 5 bulan belakangan mengenal tampon kemudian 2 bulan lalu memberanikan diri beralih ke menstrual cup dan saya rasa ini adalah pilihan terbaik versi saya! 

Kaitan tampon, menscup dan mitos keperawanan ini bisa di-browsing di mbah google ya, banyak sekali pro kontranya; kuncinya ada di mana yang kalian yakini. Kalo kamu sendiri tidak yakin dengan informasi yang kamu terima selama ini kamu bisa baca dari sudut pandang lainnya dan kalau masih merasa belum yakin atau tercerahkan dengan metode-metode baru ya jangan dipaksakan juga. 

Semua ada masanya :)


Popular Posts